Pesantren berwawasan global menjadi fenomena yang semakin relevan dalam dunia pendidikan Islam di era globalisasi. Pesantren, sebagai lembaga pendidikan tradisional Islam, kini menghadapi tantangan untuk bertransformasi agar tetap relevan dan bersaing dalam menghadapi dinamika globalisasi.
Menurut Kiai Hajj Aminuddin, seorang tokoh pesantren di Jawa Timur, pesantren berwawasan global merupakan upaya untuk mengintegrasikan nilai-nilai Islam dengan pengetahuan dan teknologi modern. “Pesantren harus mampu menghasilkan lulusan yang tidak hanya menguasai ilmu agama, tetapi juga ilmu pengetahuan umum yang dapat bersaing dalam dunia global,” ujarnya.
Pesantren berwawasan global juga dianggap sebagai sarana untuk memperkuat identitas Islam di tengah arus globalisasi yang cenderung menghilangkan nilai-nilai lokal dan tradisional. Menurut Prof. Dr. Azyumardi Azra, seorang pakar pendidikan Islam, pesantren berwawasan global harus mampu mengakomodasi nilai-nilai lokal tanpa meninggalkan nilai-nilai universal yang dibutuhkan dalam dunia global.
Transformasi pendidikan Islam di pesantren berwawasan global juga mencakup penggunaan teknologi informasi dan komunikasi sebagai sarana untuk memperluas jangkauan pendidikan. Menurut Dr. Haidar Bagir, seorang tokoh pendidikan Islam, pesantren harus mampu memanfaatkan teknologi sebagai alat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan menghadapi tantangan globalisasi.
Dalam konteks pendidikan Islam di era globalisasi, pesantren berwawasan global diharapkan dapat menjadi lembaga pendidikan yang mampu menghasilkan lulusan yang berdaya saing global. Melalui transformasi pendidikan Islam yang inklusif dan progresif, pesantren dapat tetap relevan dan berkontribusi dalam memperkuat identitas Islam di era globalisasi.